150 LAGU INDONESIA TERBAIK VERSI MAJALAH ROLLING STONE INDONESIA: SEBUAH RENUNGAN

Setelah di akhir tahun 2007 mengeluarkan daftar 150 Album Musik Indonesia Terbaik, kini dua tahun kemudian majalah Rolling Stone Indonesia mengeluarkan daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik. Para kontributor dan panelis dipilih dari berbagai kalangan, terutama yang memiliki integritas tinggi akan apresiasi musik. Rentang waktu yang dipilih diambil sejak awal masa Republik Indonesia hingga karya yang terbit hari-hari ini. Ada banyak kejutan dalam daftar dan tentu saja ada pro-kontra, setuju-tidak setuju. Tentu saja semua pihak punya alasan tersendiri akan pilihannya. Adalah tugas para editor (atau entah apa namanya) yang harus mampu mengungkapkan argumen atau alasan yang obyektif akan terpilihnya suatu lagu. Tujuannya agar semua pihak yang berkepentingan dapat menanggalkan pendapat subyektif, dan melihat secara obyektif.
Menurut saya ada beberapa aspek yang harus dilihat saat kita memilih lagu-lagu terbaik. Diantaranya melodi yang nempel di ingatan (mudah disenandungkan, ucap seorang teman), aransemen yang cantik, lirik bermakna dalam, chemistry yang pas antara lagu-musisi-penyanyi, hingga lagu yang mendahului masanya. Tidak hanya lagu berlirik, bagi saya lagu instrumental pun layak diperhitungkan. Tidak hanya lagu pop, tapi juga lagu dari genre lainnya termasuk lagu anak-anak. Semua pantas dipertimbangkan.
Saya yakin Anda sudah membaca daftar tsb. Setujukah Anda? Apakah punya pilihan lain? Jika tidak setuju, apa alasannya?
Secara umum saya setuju dengan mayoritas lagu terpilih dan sangat bangga dengan apa yang sudah dilakukan majalah Rolling Stone Indonesia. Namun tetap saja ada beberapa lagu yang mengundang pertanyaan pribadi. Apakah mereka memang pantas? Saya mencoba bongkar perpustakaan musik pribadi dan hasilnya saya hanya punya sekitar 100 lagu. Diantara itu hanya sekitar 80 yang sudah dialih-bentuk menjadi format mp3. Entah bersumber dari CD resmi, kaset, atau piringan hitam, hasil perburuan pribadi dan atas jasa teman-teman.
Tulisan yang mengiringi daftar juga saya coba baca baik-baik. Ada beberapa tulisan yang dengan jitu menyampaikan argumennya, dan saya setuju 100%. Namun ada beberapa tulisan yang sekali baca pun tak bisa saya sependapat.
Seharusnya argumen itu telak, bukan dengan menyampaikan prestasi si artis, atau diskografi si artis, apalagi menyalin ulang lirik. Memang ada keterbatasan ruang tulisan. Tapi itulah tantangannya untuk membuat tulisan sepadat mungkin dengan segala keterbatasan ruang.
Inilah lagu-lagu yang saya kurang setuju dengan beberapa alasan:
1. Galang Rambu Anarki-Iwan Fals (65)
2. Yang Terlupakan-Iwan Fals (42)
Saya setuju liriknya bagus dan bermakna, khas Iwan Fals. Tapi isi lirik seperti dua lagu ini bukanlah yang pertama. Argumen lirik yang bagus bagi saya belum cukup.
3. Dan....-Sheila On 7 (29)
Saya penggemar So7, namun tidak setuju lagu ini masuk daftar. Selain lagu Melompat Lebih Tinggi, yang saya sepakat, saya lebih memilih lagu Sephia dan Seberapa Pantas. Lirik Sephia bukanlah yang pertama tentang perselingkuhan. Namun ia tampil di saat yang tepat dan membentuk gelombang baru. Lagu dengan tema perselingkuhan menjadi trend, bahkan hingga hari ini. Mengapa Seberapa Pantas? Pada lagu ini So7 mulai tampil dengan aransemen unik yang jarang ditemukan pada album-album sebelumnya. Sejak album ketiganya, So7 mulai membuat lagu-lagu dengan aransemen yang tidak lazim untuk zamannya dan bagi pendengarnya. Ada peningkatan mutu dan Dan....masih seperti lagu So7 awal kebanyakan.
4. Janji-Gigi (39)
5. Terbang-Gigi (76)
Saya penggemar Gigi, sama seperti kebanyakan orang. Di panggung mereka bermain lebih lepas dan kreatif, dibanding karya-karya studionya. Lagu-lagu mereka rata-rata bagus dan enak didengar. Namun memilih satu saja diantara sekian banyak saya kesulitan, jika bertahan pada kriteria lirik/ tema dan aransemen lagu.
6. Esok Kan Masih Ada-Utha Likumahuwa (58)
Sama juga seperti kebanyakan generasi 80-an, saya penggemar Utha. Suaranya emas dan sulit ditemukan hingga (mungkin) 50 tahun mendatang. Esok Kan Masih Ada saya sangat suka. Tapi...duh saya lebih memilih Sesaat Kau Hadir.
7. Gemilang-Krakatau (62)
Secara lirik, lagu Gemilang biasa aja. Aransemen lagunya? Bagus, tapi ada beberapa artis/ band yang lebih dulu melakukannya. Lagu-lagu Krakatau era jazz fusion-etnik lebih pantas masuk daftar.
8. Aku Ingin-Indra Lesmana (68)
Aarrgghhh.... lagu-lagu jazz fusion Indra Lesmana era No Standing jauh lebih keren! Inovatif (setidaknya untuk ukuran Indonesia, bukan Barat). Lagu-lagunya di album soundtrack film ...duh lupa... Bintang Ke-7 bukan? Itu jauh lebih bagus.
9. Kelelawar-Koes Plus (83)
Ngga ngerti kenapa lagu ini terpilih. Istri saya bilang,"Koq gitarnya seperti lagunya Rolling Stones, apa judulnya?"
10. Laron Laron-Makara (84)
Saya terpaksa harus setuju dengan seorang teman tentang Makara. Jika harus memilih, lebih baik memilih lagu Sangkakala yang liriknya menghimbau pemuda untuk melakukan makar. Lagu mana yang punya lirik menganjurkan makar?
11. Merepih Alam-Chrisye (90)
Badai Pasti Berlalu adalah album monumental musik pop Indonesia dan juga dinobatkan sebagai album terbaik sepanjang masa oleh majalah Rolling Stone Indonesia. Tapi saya tidak akan memilih lagu ini, meski ia adalah lagu pertama yang Chrisye ciptakan. Saya lebih memilih Jeritan Seberang-Chrisye & Jockie dari album Jurang Pemisah.
12. Interlokal-Symphony (94)
Saya setuju dengan argumen album Trapesium adalah album penting dan inovatif. Tapi lagu Sirkus Optik dan Video Game jauh kebih bagus dan inovatif dibanding Interlokal. Pengaruh new wave nya lebih terasa. Bahkan Astoria lebih nendang. Sayang Astoria ada beberapa bagian yang mencontek lagunya Gino vannelli.
13. Hasrat dan Cinta-Andi Meriem Mattalatta (103)
Saya penggemar berat Fariz RM, sang komposer Hasrat dan Cinta. Tapi kagu versi Andi MM tidaklah seindah versi Fariz RM yang dinyanyikan belakangan. Aransemen-nya, maaf, terdengar cheesy. Banyak sentuhan Jockie yang sebenarnya tidak perlu dan bagi saya sangat mengganggu keindahan Hasrat dan Cinta. Jika harus memilih, saya akan lebih memilih Bulan Tolonglah Beta karya Guruh Soekarno Putra.
14. Sobat-Padi (109)
Ada banyak lagu Padi yang saya suka, dan pencapaian kreatif tertinggi (menurut saya) adalah album Save My Soul dimana album ini terasa gelap, suram dan progresif. Lagu Hitam di album Save My Soul sudah pasti akan saya pilih.
15. No Fruits For Today-Sore (138)
Diantara semua band Indonesia hari ini, bagi saya yang paling bagus adalah Sore. Ada banyak pertimbangan diantaranya kemampuan mereka memberi kesegaran dan warna berbeda, walau sebenarnya pengaruh mereka bisa ditelusuri ke era 60's. No Fruits For Today, yang juga mengisi film Berbagi Suami, tidaklah cukup kuat untuk masuk daftar 150. Saya akan memilih lagu dari album kedua Sore, Ports of Lima, seperti Setengah Lima atau Essensimo karena mampu memberi suasana oldies namun fresh. Plus romantisme gaya khas era 60's, dengan sentuhan selayaknya musik ilustrasi film.
16. Selangkah ke Seberang-Fariz RM (121)
walau saya suka lagu ini, tapi bukan masterpiece Fariz RM. Sakura dan Barcelona sudah tepat terpilih.
17. Ku Katakan Dengan Indah-Peterpan (140)
Harus diakui lagu-lagu Peterpan nyaris semuanya ear catching, mudah diingat, melodinya mudah disenandungkan. Tapi...diantara semua lagunya tidak ada yg lebih superior dibanding yang lain. Baik melodi, aransemen, ataupun lirik.
====
Lalu lagu apa yang menurut saya lebih pantas masuk dalam daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik? Ini daftar tambahan dari saya:
1. Bimbi-Rollies
Lagu bercerita tentang urbanisasi, yaitu seorang gadis pergi dari desa ke kota untuk mencari ketenaran dan mendapati akhir nasibnya yang terlunta-lunta di kota besar. Sampai hari ini lirik lagu itu masih relevan.
2. Satrya-Adi Adrian
Satu-satunya album solo Adi Adrian dan lagu yang benar-benar megah adalah Satrya. Ditulis Adi bersama kakaknya, Andy Julias (Makara), lagu ini adalah interpretasi babad Bhagawadgita (kitab Mahabharata) dengan dialog Arjuna dan Krisna. Proses penciptaan lagunya pun unik. Adi menyerahkan lagu yang sudah jadi, lengkap dengan melodi. Tanpa judul. Andy diberi kebebasan membuat tema dan lirik. Kesulitan utama adalah lagu ini sudah dilengkapi dengan melodi. Tak banyak yang tahu bahwa penyanyi lagu ini adalah Opick, kelak lebih populer dengan lagu-lagu Islami.
3. Sangkakala-Makara
4. Sephia-Sheila on 7
5. Sirkus Optik dan VIdeo Game-Symphony
Sudah dijelaskan di atas.
6. Jeritan Seberang-Chrisye & Jockie
Seperti dapat ditebak dari judulnya, lagu ini berkisah tentang ratapan seorang putra bangsa yang sedih dengan kondisi negerinya.
7. Negeriku Cintaku-Keenan Nasution
Liriknya hingga sekarang masih relevan: negeri yang carut marut akibat budaya korupsi. Belum lagi aransemen lagu karya Debby Nasution yang tidak pernah usang ditelan zaman.
8. Bulan Tolonglah Beta-Andi Meriem Mattalatta
Liriknya khas Guruh Soekarno Putra yang mendayu-dayu melankolis, memuja (rembulan). Aransemen lagu dari Jockie membuat lagu ini mampu menyentuh kalbu.
9. Teman Tapi Mesra-Ratu
Lagu Maia Estianti dengan Wulansari (populer saat itu sebagai Mulan Kwok, dan kini Mulan Jameela) ini memiliki semua unsur untuk menjadi lagu terbaik. Melodi yang ear-catching, tarikan vokal Mulan yang manja-serak-powerful, plus tema lagu yang pastinya dialami oleh banyak sahabat beda jenis kelamin.
10. Cerita Lalu-Bunglon
Walau acid jazz di Indonesia bisa dirunut hingga awal 80an, namun genre ini baru benar-benar meledak pada era hadirnya Bunglon. Tidak lama hadirlah band-band seperti La Luna, The Groove, Ecoutez, Maliq & The Essentials, dst.
11. Resesi-Chrisye
Dari judulnya sudah jelas liriknya tentang apa.
12. Essensimo-Sore
sudah dijelaskan di atas.
13. Taman Kanak-Kanak
Sayangnya saya tidak tahu siapa komposer lagu ini. Pak Kasur mungkin? Tapi lirik dan melodi yang riang dengan mudah diingat setiap anak kecil manapun," Taman yang paling indah, hanya taman kami....."
14. Pemandangan-AT Mahmud
"Memandang alam dari atas bukit...sejauh pandang kulepaskan...." Siapa yang tidak tahu lagu ini?
15. Hai Becak-Saridjah Niung (a.k.a. Ibu Sud)
Sebuah lagu legendaris yang mungkin terasa asing bagi anak-anak di kota Jakarta. Mengapa? Karena di Jakarta becak sudah sulit ditemukan, jika bukan punah.
16. Juwita Malam-Ismail Marzuki
Jika ada satu lagu paling romantis sepanjang sejarah musik Indonesia, dari seorang laki-laki kepada seorang perempuan, saya akan pilih lagu Juwita Malam. Romantis, syahdu, mesra, rasanya sulit mencari satu kata saja yang mampu memberi identitas tepat lagu ini. Sangat oldies, dan sangat romantic. Jangan bayangkan versi Slank ya=). Ismail Marzuki-lah pahlawan musik Indonesia.
17. Gelisah-Dian Pramana Putra
Sebagian orang mungkin akan lebih memilih Melati Di Atas Bukit, tapi saya pilih Gelisah. Musiknya lebih jazzy, variatif, dan punya nilai plus.... memohon kepada YME.
18. Tante Sun-Bimbo
Salah besar tidak memasukkan lagu legendaris dan kontroversial ini. Digosipkan menyindir istri orang paling penting di negeri ini, konon Bimbo sempat masuk dalam daftar hitam.
19. Di Atas Batas-Karimata
Lagu instrumental ini bagi saya adalah lagu yang paling menonjol dan berkesan diantara seluruh lagu instrumental Karimata. Tempo cepat, kadang melambat sebentar, dan cepat lagi. Menghentak dan menghanyutkan. Embel-embel sorak-sorai penonton di akhir lagu hingga kini masih diragukan. Sebagian mengatakan itu rekaman live konser di luar negeri (North Sea Jazz Festival bukan?), namun sebagian mengatakan itu rekayasa studio.
20. Gaya Mahasiswa-Pancaran Sinar Petromaks
Hingga kini liriknya masih relevan dan saya yakin banyak orang masa lalunya seperti lirik dalam lagu ini. Selain itu PSP berhasil membuat lagu dangdut dicintai oleh generasi muda, terutama kalangan yang makan bangku sekolah.
Jadi seperti apa daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik versi kamu?
Saya ngga katakan bhw saya ngga setuju dgn urutan #1 hingga #10. Lagu2 yg saya pertanyakan sdh disebut di atas khan
BalasHapus