ERLANGEN COMIC SALON: PART 3


Keesokan harinya, Selasa 5 Juni 2012, kami mendatangi Rathaus (balaikota) untuk registrasi ulang dan menyelesaikan berbagai administrasi.  Mengapa balaikota? ECS memang merupakan program yang diinisiasi Pemerintah Kota Erlangen tahun 1984. Saat itu pemrakarsanya adalah Karl Manfred Fischer, yang ketika itu menjabat Kepala Program Budaya dan Seni, Departemen Kebudayaan Pemerintah Kota. Selain ECS ada beberapa acara dan programlain yang dibuat, karena Fischer bercita-cita ingin memberi Erlangen identitas sebagai kota seni dan budaya. Bisa dibilang pria berusia 76 tahun inilah Bapak Erlangen Comic Salon.

Rathaus Erlangen menjadi pusat kegiatan ECS tahun 2012 ini, dan seluruh venue tersebar di 24 tempat.  Ada banyak kegiatan pada ECS ke-15 ini yang meliputi diskusi panel besar dan kecil, pameran seni dan komik, jumpa artis, pemutaran film dan animasi, aktivitas seni untuk anak-anak, gubuk-gubuk mewah untuk komik dan komunitas indie, workshop, pentas musik, cosplay, dan lainnya. Kami mengunjungi ruang auditorium utama, tempat Comiconnexions akan tampil presentasi kepada publik di hari pertama. Ruangannya sangat bagus, rapi, dengan fasilitas lengkap standar ruang auditorium. Kami berkoordinasi dengan tim teknis untuk memastikan bahwa presentasi kami akan berjalan lancar.

Sementara kami mengecek, tampak hiruk-pikuk kesibukan seantero Rathaus. Berbagai pengisi stand menyiapkan barang-barangnya, dan dari kejauhan sudah tampak aneka komik langka dan merchandise sudah siap dijual. Aroma festival komik skala dunia sudah terasa! Ingin rasanya membongkar-bongkar melihat komik-komik yang dijual.

Sambil melihat-lihat suasana persiapan, kami membaca majalah Comixene #14 yang merupakan sponsor utama dan buku program ECS. Comixene #14 dibuka dengan sambutan dari Walikota Erlangen. Yang menyenangkan dalam kata sambutannya adalah paragraf khusus yang menyebutkan kegembiraannya bahwa dalam ECS ke-15 ini ada partisipasi dari Jakarta, Kairo & Moskow, dengan dukungan masing-masing Goethe Institut.

Betapa bangganya kami! Rasa bangga itu semakin lengkap ketika sebuah essay sepanjang satu halaman ditulis tentang ketiga peserta, lengkap dengan satu halaman gambar Garudayana, karya Is Yuniarto. Pada daftar acara per hari, yang sungguh rinci menyebutkan bentuk acara, lokasi, waktu penyelenggaraan dan lainnya, tertera dengan jelas Die Comic-Szene in Indonesien und das Projekt Comiconnexions menempati urutan pertama diskusi panel akbar di hari pertama, Kamis 7 Juni 2012 dengan menyebutkan seluruh pembicara, kurator, komikus, serta pemandu acara komikus asal Jerman, Sascha Hommer.
Pada halaman-halaman berikutnya terdapat daftar seluruh artis yang berpartisipasi, dan tampak nama Azisa, is dan Galang beserta asal negaranya. Berdampingan dengan nama-nama tersohor seperti Rags Morales (USA), David B (UK), Reinhard Kleist (Ger), Isabel Kreiss (Ger), Manuele Fior (Ita), Cyril Pedrosa (Spa) dan lain-lainnya.

Majalah Comixene #14 ini tidak tanggung-tanggung sebagai buku program resmi. Terdapat juga essay setiap acara seperti pameran karya David B dan Charles Burns, peringatan 50 tahun Spiderman, eksibisi komprehensif karya Winsor McCay yang legendaris dengan serial Little Nemo in Slumberland, pameran besar-besaran komik Arab, perkembangan komik Jepang di Jerman, dan masih banyak lagi. Juga terdapat peta kota Erlangen dengan petunjuk arah ke-24 lokasi acara. Pada bagian utama buku program terdapat essay dan daftar nominasi penghargaan Max and Moritz. Benar-benar terlihat bahwa ECS tidak main-main untuk menjadi festival komik berskala internasional, menandingi Festival International de la Bande Dessinée d'Angoulême (Perancis) dan Stripdagen Haarlem (Belanda) yang masih dianggap sebagai festival komik Eropa terbesar.

Sisa hari itu kami habiskan untuk menengok sekali lagi persiapan pameran Comiconnexions di gedung Siemens AG, serta orientasi kota. Saya sendiri berhasil membeli tiket kereta api ICE jurusan Frankfurt-Brussels p.p untuk tanggal 11 Juni 2012. Harganya lumayan, sekitar Euro 145, namun inilah pengorbanan untuk memenuhi cita-cita pribadi selama bertahun-tahun, yaitu mengunjungi Tintin di negeri asalnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA

ARSWENDO ATMOWILOTO: SEBUAH MEMOIR