MODESTY BLAISE


dipublikasikan pertama kali di harian Koran Tempo Minggu, suplemen Ruang Baca, edisi Maret 2007

Kelak ia menjadi panutan dan inspirasi bagi tokoh-tokoh fiksi wanita berkarakter kuat lainnya.

Kisah petualangan detektif dan spionase selalu menarik untuk diikuti. Film serial layar lebar James Bond selalu dinantikan penggemarnya. Begitu pula dengan film seri televisi seperti Mission: Impossible, The Avengers, dan lainnya. Namun bagaimana dengan seni komik?

Tokoh Agen 327 yang dibuat oleh Martin Lodewijk membuat kita terbahak-bahak mengikuti sepak terjang agen dinas rahasia asal Belanda ini. Walaupun ia lebih tepat berprofesi sebagai agen intelijen, dan kenyataannya ia sering melakukan tindak mata-mata. Beberapa waktu lalu Agen 327 kembali terbit dengan sebuah kisah yang menghebohkan: lukisan asli tapi palsu yang dilakukan kloning maestro pelukis Van Gogh di abad 21. Pada majalah yang sama, Eppo, juga terbit serial Danny & Katya yang penuh dengan aksi spionase sepasang sahabat yang terkadang ada bumbu asmara. Beberapa dekade sebelumnya Detective Comics (cikal bakal penerbit DC Comics, Amerika Serikat) sudah kadung setia dengan berbagai komik detektif dan spionasenya.

Serial graphic novel Fables karya Bill Willingham juga merombak karakter tokoh dongeng Cinderella. Dikisahkan ia tidak lagi seorang putri yang hidup tenteram bersama pangerannya. Ia telah bercerai dan menekuni dunia spionase, bela diri dan senjata. Cinderella melaksanakan tugas atas nama komunitas Fables dalam rangka perlawanan terhadap Gephetto, yang telah mengerahkan pasukannya membumihanguskan banyak kerajaan tokoh dongeng. Petualangan spionase juga tergambar secara kocak pada kedua detektif Thompson dan Thomson. Memang Herge menjelaskan mereka berdua adalah anggota dinas rahasia dan kerap membantu Tintin. Namun dalam banyak kesempatan mereka juga melakukan usaha mata-mata, yang selalu gagal karena ulah mereka sendiri.

Pernah pula terbit sebuah komik spionase dimana seorang utusan kerajaan Inggris diutus untuk menyusup ke markas NAZI dan membunuh Adolf Hitler. Saat sekarat terkena radiasi percobaan nuklir dan hanya punya sebuah peluru di pistolnya, ia harus memilih: Adolf Hitler atau sang ilmuwan bom atom Jerman? Satu peluru itu dihujamkan ke tubuh sang ilmuwan, dengan alasan jika ia mati Jerman tidak lagi memiliki harapan menang Perang Dunia II. Komik ini pernah diterbitkan di majalah HAI.

Legenda komik Indonesia, mendiang Wid NS, juga pernah menyisipkan seorang mata-mata dalam kisah petualangan Godam. Dalam episode Bocah Atlantis, sahabat Godam yaitu Aquanus, berhasil diculik dan dibuatkan duplikatnya. Aquanus gadungan inilah yang menyusup ke lingkungan Godam, Gundala dan lainnya. Misi yang diemban tidak beda jauh dengan ciri khas seorang mata-mata: mencari informasi kelemahan musuh dan menyampaikannya kepada atasan. Memang terlihat sederhana, bagaimana Aquanus gadungan ini dicurigai karena bahasa tubuhnya yang kikuk. Maestro lainnya, Teguh Santosa, juga pernah melakukan yang sama saat ia menciptakan seorang Mahesa Rani gadungan dan nyaris membuat kerajaan Majapahit runtuh.

Diantara sekian banyak serial komik bertema spionase (memang sulit memisahkan antara spionase dan detektif), salah satu serial paling fenomenal dan terlama adalah Modesty Blaise. Mantan agen rahasia Inggris ini dikisahkan terkadang masih membantu bekas majikannya, atau teman-temannya, atau sekedar panggilan nurani. Tokoh wanita yang ditulis oleh Peter O’Donnell (dibantu banyak ilustrator) terbit dengan format comicstrip sejak 13 Mei 1963 dan nyaris tidak pernah putus hingga 2 April 2001. Dalam banyak hal kiprah Modesty Blaise mirip dengan James Bond. Walaupun secara fisik ia cantik dan indah, jarang sekali Modesty Blaise menggunakan kecantikannya dalam aksi spionase. O’Donnell menanamkan kepada Blaise keunggulan lainnya, termasuk tarung jarak pendek, kecerdasan otak dan karakter yang kuat. Profil inilah yang membuat Modesty Blaise kelak menjadi panutan dan inspirasi bagi tokoh-tokoh fiksi wanita berkarakter kuat lainnya. Tidak hanya dalam dunia spionase seperti halnya Emma Peel (serial TV The Avengers), tapi juga Xena: The Warrior Princess, Buffy: The Vampire Slayer, Lara Croft, Elektra dan Sydney Bristow (serial TV Alias).

O’Donnell mengakui bahwa ia terinspirasi oleh Ian Fleming yang sukses dengan tokoh James Bond. Tapi ia tidak ingin menciptakan tokoh wanita yang sekedar unggul karena kecantikannya. Episode pertama yang terbit bulan Mei 1963 adalah La Machine. Sepanjang 114 strip Modesty Blaise, dan side-kicknya Willie Garvin, diminta kembali bertugas oleh The Network untuk menghancurkan sindikat pembunuh bayaran La Machine. Pada episode perdana ini, nampak O’Donnell meramu adegan spionase, kekerasan (dilakukan sangat singkat), kecerdikan, dan unsur suspense dengan sedikit humor. Ramuan ini berhasil mengangkat Modesty Blaise ke jajaran penggemar fanatik kisah-kisah detektif dan spionase. Bahkan tahun 1966, 20th Century Fox merilis film layar lebarnya dengan bintang utama Monica Vitti.

40 tahun setelah lahirnya Modesty Blaise hadir karakter kuat lainnya, Tara Chase. Agen rahasia dan mata-mata rekaan Greg Rucka ini menjadi tokoh utama dalam serial komik Queen and Country (terbitan Oni Press). Dalam banyak hal Greg Rucka memadukan kelembutan dan sikap dingin Modesty Blaise, romantisme James Bond, kekerasan Xena The Warrior Princess, serta intrik-intrik politik dan militer gaya Tom Clancy. Berbeda dengan Peter O’Donnell, Greg Rucka merangkaikan serial Queen and Country (belakangan terbit versi novel) secara bersambung. Tara Chase mengalami beragam petualangan, ancaman, misi rahasia, intrik politik (bahkan internal Dinas Rahasia Inggris-nya), asmara, perselingkuhan, kehandalan strategi tempur dan taktis militer, gugurnya seorang sahabat, relasi dengan orang tuanya, pengkhianatan, skandal dalam pemerintahan dan lain sebagainya. Bagaikan James Bond, ia berkelana ke Afghanistan, Perancis, Russia, Zimbabwe, Switzerland dan negeri lainnya.

Salah satu episodenya, Operation: Broken Ground, berhasil memenangkan penghargaan Eisner Award tahun 2002 untuk kategori Best New Series. Berbagai artis telah membantu Greg Rucka dalam visualisasi dan seluruh seri telah terbit dalam format trade paperback sebanyak 7 buah. Ini masih ditambah dengan sempalan Queen and Country: Declassified sebanyak 3 buku. Walaupun Rucka saat ini sedang sibuk menulis kisah superhero bagi DC Comics, nampaknya film layar lebar Queen and Country sedang digodok. Forum para fans sedang sibuk menebak-nebak siap gerangan para pemeran utama. Kesibukan Rucka mengakibatkan sepak terjang Tara Chase terhenti dan direncanakan awal 2007 ini berlanjut lagi. Trade paperback terbaru, Operation: Red Panda, akan terbit bulan Juni 2007. Kali ini Tara Chase akan mendarat (walaupun terasa cliché) di Irak. Ia diutus untuk membongkar jaringan para pejabat Irak yang diam-diam membocorkan rahasia Sekutu kepada para gerilyawan.

Bagi mereka yang gandrung gaya 70an, dapat menelusuri jejak Modesty Blaise melalui serial trade paperbacknya yang sudah diterbitkan ulang. Sedangkan bagi mereka yang ingin ‘masa kini’, serial Queen and Country lebih cocok untuk anda. Yang manapun diantaranya, Modesty Blaise dan Tara Chase membuktikan bahwa dunia spionase yang dikemas dalam format komik, bisa sama menariknya dengan format novel dan layar lebar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR SEJARAH PERANG DUNIA II MELALUI KOMIK

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA