LEGION OF SUPER HEROES: KETIKA SUPER HERO REMAJA BERMAIN POLITIK


Dipublikasikan pertama kali di harian Koran Tempo, suplemen Ruang Baca, Desember 2008

Penonton saluran Cartoon Network tentunya mengenal serial animasi televisi Legion of Super Heroes (LSH) yang hadir dua kali seminggu. Tampak sekelompok remaja jagoan super abad 31 bergabung membasmi kejahatan di seantero galaksi. Dua puluh lima remaja berkekuatan super ini berasal dari berbagai planet dari ribuan tata surya. Masing-masing memiliki kekuatan unik yang kadang dimiliki seluruh bangsa di planet asalnya, karena kekuatan super tsb bagian dari genetika mereka. Faktor kepribadian, kepemimpinan, dan kerja sama tim yang membuat mereka terpilih bergabung dalam LSH. Belakangan Superboy (tokoh Superman di saat remaja) juga bergabung.

Serial animasi LSH adalah adaptasi dari serial komik terkenal yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Terinspirasi dari konsep Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diciptakanlah sekelompok remaja untuk bersatu melawan ancaman semesta. Pada awalnya Cosmic Boy, Saturn Girl, dan Lightning Lad saat itu hanyalah remaja biasa yang sedang melakukan perjalanan libur. Secara tak sengaja ketiganya menolong RJ Brande, seorang milyuner galaksi, dari ancaman pembunuhan. RJ Brande terkesan dengan keberanian ketiga remaja ini dan menawarkan untuk mensponsori terbentuknya LSH. Ketiga remaja ini menjadi founding members dan mereka pun mulai menyusun ‘AD/ ART’ LSH, berburu anggota baru, menyeleksi dan menguji para calon anggota, memilih ketua secara periodik, dan mengorganisasikan satuan tempur.

Secara resmi keanggotaan LSH sebanyak 25 orang dengan kekuatan individu yang sangat bervariasi. Ada Dream Girl yang mampu melihat masa depan melalui mimpi, Chameleon Boy yang dapat berubah jadi benda, orang, dan binatang apapun, Chemical King yang sanggup merubah bentuk kimia apapun, dan lainnya. Bahkan ada Karate Kid yang keahliannya semata pada ilmu bela diri karate. Ia terpilih karena keberanian dan komitmennya, walaupun ia tanpa kekuatan super. RJ Brande memberikan mereka gaji, kostum, bangunan markas lengkap dengan fasilitas dan sistem keamanan canggih, hingga cincin identitas anti gravitasi yang dapat membuat mereka terbang.

Pada tahun-tahun awal kelahirannya, tema cerita LSH termasuk sederhana, sebagaimana kebanyakan tema cerita komik pada masa itu. Mereka pun sempat menumpang popularitas Superboy, yang mampu mengangkat nilai penjualan tiap episode komiknya. Kebangkitan LSH di era 70-an tak lepas berkat jasa para pembaca setianya. Ketika serial LSH dihentikan di akhir 60-an, para pembaca membuat petisi. Legion Fan Club berjasa besar ketika meyakinkan penerbit DC Comics untuk menghidupkan kembali serial LSH. Hanya dalam 5 tahun sejak petisi LSH menjadi best-seller, dan itu tak mungkin terjadi jika bukan karena peran fans club-nya.

Masuknya Cary Bates, Dave Cockrum, Mike Grell dan beberapa artis muda berbakat ke serial LSH di awal 70-an merubah semuanya. Mulai dari penampilan fisik seperti kostum dan model rambut, gaya visual, hingga tema cerita. LSH spontan menjadi salah satu serial komik terlaris pada masa itu. Berbeda dengan era Curt Swan di 1960-an, LSH era 70-an sangat dekat dengan tren mode saat itu. Model rambut Saturn Girl menyerupai artis Farrah Fawcett, Shrinking Violet yang mirip Diana Rigg, atau Element Lad dengan potongan rambut ala David Cassidy. Tema cerita menjadi lebih berbobot, mengimbangi revolusi visual. Mulai dari penyelamatan lingkungan hidup, halusinasi dunia mimpi dan akhirat, penciptaan ras istimewa keturunan para anggota LSH, hingga kloning sel DNA.

LSH sempat vakum beberapa tahun ketika tim kreatif tak kunjung mampu mempopulerkannya kembali, terutama pasca Crisis On Infinite Earths (1985) dan Zero Hour. Dua event besar dalam sejarah penerbit DC Comics membuat LSH terkena dampak perubahan. Salah satunya adalah Superboy tak lagi dikenal di jagad DC Universe. Padahal hingga beberapa tahun sebelumnya LSH memiliki fans base yang sangat kuat, terutama saat Darkseid tampil menghancurkan LSH dalam The Great Darkness Saga (1982). Tim kreatif Paul Levitz dan Keith Giffen-lah orang penting di masa itu dan kelak menjadi salah satu referensi utama event besar berikutnya, Final Crisis (2008).

Awal tahun 2005, setelah absen beberapa tahun, LSH kembali tampil dengan Mark Waid sebagai penulis utama. Waid sebelumnya dikenal dengan karya epiknya Kingdom Come. Dalam LSH Waid membawa angin perubahan. Tidak hanya sekedar penampilan visual para tokohnya, tapi juga melibatkan LSH dalam percaturan politik antar galaksi. Intrik politik dan perang dagang yang dimaksud tak banyak beda dengan kondisi kita hari ini, selayaknya film Star Wars dan novel Frank Herbert, Dune. Waid dengan cerdik membawa pembaca mengikuti sepak terjang LSH berhadapan dengan berbagai kubu ‘partai’ dan kepentingan United Planets, serta konflik politik di internal LSH sendiri. Anak-anak muda ini pun sering berselisih dengan polisi dan militer, karena hadir dengan beda kepentingan. Bahkan mereka kerap harus menahan diri untuk tidak terlibat dalam pertikaian di sebuah planet yang tidak tergabung dalam United Planets.

Salah satu pemandangan menarik ketika LSH harus berhadapan dengan massa penggemar LSH fanatik yang terinspirasi pada kepahlawanan mereka. Para penggemar fanatik yang juga punya kekuatan super ini tak lulus ujian seleksi masuk tim LSH. Sebagian mengambil jalan ekstrim, beraksi ketika LSH tak mampu bergerak karena kekangan politik dan regulasi. Sebagian lagi secara bergerilya dan tak terkoordinir, ’membantu’ LSH dengan cara demonstrasi dan menjadi benteng manusia menentang keinginan Science Police yang menuntut pembubaran LSH.

Masalah di internal LSH pun tak kalah seru. Sebagai pimpinan, Cosmic Boy kesulitan menangani friksi antara dirinya, Braniac-5 (yang tingkat intelegensia nya jauh di atas jenius), Sun Boy (yang muak dengan birokrasi United Planets), dan Dream Girl. Ia pun sulit untuk berpikir obyektif ketika Supergirl terdampar dari masa lalu, karena dalam catatan sejarah Supergirl adalah seorang legenda. Bagaimana mereka dapat bekerja sama ketika seorang legenda yang terkenal di seluruh galaksi selama 10 abad ikut bergabung? Seantero galaksi memujanya dan mengabaikan seluruh LSH karena dianggap ‘kurang terkenal’.

Kini penggemar disuguhi beberapa alternatif. Selain serial komik, animasi LSH versi yang lebih modis dan trendi dapat disaksikan di saluran Cartoon Network. Mereka penggemar serial televisi akan bertemu dengan Cosmic Boy, Saturn Girl, dan Lightning Lad saat ketiganya mengunjungi Clark Kent muda di Smallville season 8. Satu hal yang pasti, serial komik LSH semakin memantapkan citra bahwa komik tak lagi dapat dianggap produk kacangan. Kadar cerita yang makin rumit dan kompleks, dengan tema selayaknya bacaan dewasa, membuat LSH mampu merintis lagi anak tangga kesuksesan sebagaimana prestasi mereka 20-30 tahun yang lalu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR SEJARAH PERANG DUNIA II MELALUI KOMIK

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA