THE BEATLES: MONO BOXSET (2009)

Setelah mendapatkan boxset stereo Beatles di bulan September 2009, akhirnya boxset mono saya peroleh di Jakarta, Indonesia awal Januari 2010. Berbeda dengan boxset stereo yang diimpor langsung dengan harga lumayan dan jumlah terbatas, boxset mono diimpor oleh distributor resmi dengan harga terjangkau. Sebagai perbandingan, selisih harga boxset mono impor langsung dengan impor distributor adalah sejumlah nyaris Rp 700.000,-!

Banyak orang tidak mengetahui sepenuhnya perbedaan antara kedua boxset ini. Secara singkat saya terangkan saja:
1. Boxset stereo, berwarna hitam, berisi seluruh album studio Beatles yang diterbitkan di Inggris (sejak Please Please Me hingga Let It Be), plus album Past Masters Stereo (2cd), dan sebuah DVD berisi kumpulan video dokumenter pendek tentang masing-masing album. Video dokumenter secara terpisah juga tersedia dalam setiap album.
2. Boxset mono, berwarna putih, hanya berisi album Please Please Me hingga Beatles (biasa dikenal dengan The White Album), plus album Past Masters Mono (2cd). Tidak ada DVD video dokumenter, maupun video yang tersedia dalam setiap album. Tidak ada album Yellow Submarine, Abbey Road, dan Let It Be.
3. Setiap album stereo dikemas dalam bentuk digipack dengan sebuah booklet yang menjelaskan historis setiap album.
4. Setiap album mono dikemas dalam bentuk replika piringan hitam, persis seperti format piringan hitam ketika pertama dirilis, tanpa booklet. Booklet mono disediakan terpisah, yang merupakan gabungan seluruh perjalanan karir Beatles.

Sesuai dengan namanya, boxset mono berisi seluruh album Beatles dalam teknologi mono. Hingga akhir dekade 60-an, nyaris semua rekaman audio dan film dibuat daalam teknologi mono. Mono secara ringkas berarti semua suara disalurkan dalam satu jalur (channel). Hingga pertengahan 60-an, teknologi stereo masih dalam pengembangan walau sudah mulai ditemukan dalam beberapa rekaman kelas atas (hi-end). Sama seperti kebanyakan artis, Beatles-pun memproduksi seluruh karyanya dalam bentuk mono. Setidaknya teknologi mono mereka gunakan di Inggris hingga album Beatles (1968, atau biasa dikenal sebagai The White Album).

Meski Beatles dan produsernya, George Martin, mengawasi proses mastering rekaman dalam bentuk mono, perusahaan rekaman EMI dan Apple juga menerbitkan album piringan hitam versi stereo yang dikerjakan oleh para teknisi perusahaan. Sayangnya Beatles maupun George Martin, tidak ikut mengawasi proses pembuatan versi stereo. Ada banyak penggemar yang berpendapat bahwa mixing piringan hitam stereo tidak seindah mixing mono. Kualitas album-album Beatles yang terbit dalam kemasan CD di awal dekade 90an semakin memperkuat pendapat kelompok ini. Teknologi CD generasi awal terdengar tidak nyaman di telinga. Ketika itu empat album pertama dalam versi mono, sedangkan sisanya semuanya stereo.

Di tahun 2009 seluruh album studio Beatles diterbitkan lagi dengan teknologi terbaru. Suara menjadi lebih jernih. Tidak terbatas pada keunggulan suara, seluruh album Beatles pun tersedia dalam dua format: stereo dan mono. Hanya album Abbey Road (1969) dan Let It Be (1970) yang tidak pernah diterbitkan dalam versi mono. Yellow Submarine (1969) pun versi mono-nya merupakan rekayasa, yaitu rekaman stereo yang di-mono-kan.

Saya sudah menuliskan pesan dan kesan untuk boxset stereo pada posting sebelumnya. Kini giliran komentar saya tentang boxset mono. Namun saya tidak akan membahas mana yang lebih baik, antara stereo dan mono, dari sisi teknologi suara. Semua kembali lagi kepada apresiasi dan selera telinga.

Kemasan boxset mono adalah replika piringan hitam, sebagaimana yang sudah diceritakan di awal. Apa yang dimaksud dengan replika piringan hitam? Berbeda dengan standar jewel case, replika piringan hitam terbuat dari kertas tebal dengan desain persis versi piringan hitam. Bedanya, replika ini ukurannya kecil sesuai ukuran CD. Tidak ada jewel case dari plastik. Keping CD juga tersimpan dalam sebuah kantong kertas sebagai pelindung dari debu dari gores. Bagi mereka yang pernah memiliki piringan hitam Beatles, kemasan replika ini tentnya membangkitkan kenangan.

Bagi saya yang lahir menjelang bubarnya Beatles dan tidak sempat mengalami masa teknologi mono, boxset ini memberi pengalaman tersendiri. Meski suara disalurkan melalui satu channel, secara umum semua terdengar menyenangkan. Ada atmosfir yang berbeda dan kadang saya lupa bahwa yang saya dengarkan adalah versi mono. Saking bagusnya proses mastering mono ini!

Dalam booklet diceritakan bahwa saat format stereo dibuat para teknisi EMI, ada beberapa lagu yang mengalami perubahan. Terutama saat mixing. Lagu Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band (reprise) terdengar lebih ramai karena teriakan ngawur berulang-ulang dari Paul McCartney terdengar jelas. Dalam versi stereo, tak terdengar sama sekali. Your Mother Should Know (dari album Magical Mystery Tour) terdengar menyiksa dan versi stereo lebih menyegarkan. Yang mencengangkan adalah She’s Leaving Home. Dalam versi mono, yang merupakan versi otentik asli, tempo lagu lebih lambat dari versi stereo. Dan inilah versi yang benar! OmiGod! Selama ini gue mendengarkan versi yang salah!

Kejutan terbanyak ada pada album Past Masters Mono. Sebanyak dua keping CD, kita dimanjakan dengan beberapa lagu yang untuk pertama kalinya dipublikasikan dalam versi mono. Bahkan belum pernah terbit dalam versi piringan hitam: It’s Only A Northern Song, It’s All Too Much, All Together Now, dan Hey Bulldog. Anda hanya dapat memperolehnya dalam boxset mono ini. Bagi saya, yang kebetulan suka banget dengan It’s All Too Much, lebih menyukai versi stereo. Ke-4 lagu ini pernah diterbitkan dalam piringan hitam album Yellow Submarine stereo dan mono. Namun versi piringan hitam kala itu merupakan bentuk ‘fold-down’ rekaman stereo-nya. Artinya di-mono-kan. Kini Anda dapat mendengar untuk pertama kalinya dalam format mono asli, yang baru-baru ini berhasil ditemukan di gudang.

Kejutan lainnya adalah Across The Universe (wildlife version) yang sebelumnya selalu dikenal dalam format stereo. Untuk pertama kalinya versi mono diperdengarkan kepada penggemar Beatles, dan hanya bisa diperoleh dalam boxset mono ini.

Apa lagi kejutan yang tersedia? Poster foto ke-empat personil Beatles dan lembaran besar berisi lirik album White Album bisa diperoleh. Booklet orisinil dalam bentuk replika juga didapatkan dalam album Magical Mystery Tour. Kita juga bisa mendengarkan Get Back versi mono, karena di Inggris single ini terbit dalam versi mono dan terbit di Amerika dalam stereo.

Sensasi mendengarkan mono sekilas tak banyak beda dengan stereo. Kemungkinan karena teknologi yang digunakan sedemikian canggih. Jika kita bandingkan dengan tempo doeloe, mungkin mono dan stereo serasa seperti Kutub Utara dan Kutub Selatan. Dua-duanya indah, meski menampilkan keindahan yang berbeda.

Banyak teman yang tidak nyaman dengan stiker hologram distributor yang menempel pada kotak boxset mono. Jangan khawatir, karena stiker hologram hanya menempel pada plastik pembungkus. Jika plastik Anda buang, boxset mono Anda tak ada bedanya dengan boxset mono impor. Apalagi dengan selisih harga nyaris Rp 700.000,-, tentunya ini kesempatan terbaik mendapatkan rekaman Beatles dalam versi aslinya.

“...and in the end, the love you take is equal to the love you make....”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR SEJARAH PERANG DUNIA II MELALUI KOMIK

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA