CINDERELLA: BUKAN LAGI PUTRI KACA MANJA




“My name is Cinderella. Cindy to my friends. Don’t tell anyone, but I’m a spy. One of the best, even if I’m being humble. And there are times I love my job,”


Begitu ucap Cinderella pada halaman pertama komik miniseri Cinderella: From Fabletown With Love. Cinderella seorang agen rahasia? Cinderella Si Putri Kaca itu? Lho koq bisa?



Kita tentunya lebih mengenal tokoh dongeng ini dari buku-buku cerita masa kecil. Citra Cinderella pada film animasi produksi Walt Disney (1950) sudah kadung melekat. Ketika itu Cinderella adalah gadis cantik nan malang yang didzolimi ibu tiri dan kedua kakak tirinya, setelah ayah kandungnya wafat. Ia diperlakukan bagai budak, mengerjakan tugas kasar, dan dilarang bergaul bebas. Sampai akhirnya seorang ibu peri menolongnya untuk hadir pada pesta jamuan kerajaan walau hanya semalam. Pada pesta dansa itulah ia kehilangan sebuah sepatu kacanya, hingga kelak menikah bahagia dengan pangeran pujaannya.Riwayat Cinderella berhenti disitu dan tak kita ketahui lagi kelanjutannya. Do they live happily ever after?


Ada banyak cerita rakyat dari berbagai bangsa yang jika dirunut bisa ditelusuri hingga abad pertama sebelum Masehi. Namun versi Cinderella yang paling dikenal diyakini bersumber dari dongeng karya Charles Perrault di tahun 1697. Semuanya nyaris persis sama, kecuali sepatu bot yang Cinderella kenakan. Ketika dialihbahasakan, bangsa Inggris keliru menerjemahkan vair (kulit) menjadi verre (gelas kaca). Jadilah salah kaprah ini berlanjut hingga 4 abad sesudahnya.


Interpretasi tentang kisah Cinderella setelah Perrault terlampau banyak, termasuk adaptasi tari ballet dan opera. Tak banyak yang keluar dari pakem asal. Adalah seorang Bill Willingham, penulis cerita seri komik Fables (DC Vertigo) yang membuat terobosan signifikan di tahun 2002. Dalam Fables ia mengisahkan eksodusnya para tokoh negeri dongeng menuju dunia manusia, karena kerajaan mereka satu per satu dibumihanguskan seorang penguasa lalim. Cinderella ikut mengungsi bersama Snow White, Pinokio, Hansel dan Gretel, Mowgli, dan ribuan tokoh dongeng lainnya. Kini mereka semua terpaksa hidup berdampingan di kota Fabletown, meski sebagian diantara mereka ada sejarah gelap yang tak mudah dimaafkan.

Dalam versi Willingham, Cinderella adalah mantan istri Prince Charming setelah ia menceraikan Snow White dan Briar Rose (The Sleeping Beauty). Tak mau lagi dianggap gadis manja, Cinderella direkrut Bigby Wolf (serigala besar yang menjabat Sheriff kota Fabletown) menjadi agen rahasia sejak abad 18 M. Naluri penciuman Bigby tidak salah, karena Cinderella memiliki segalanya untuk menjadi senjata andalan: cantik, tubuh langsing, pintar, trampil senjata api dan tajam , serta bela diri. Apalagi yang kurang?


Sejak Fables diluncurkan, entah sudah berapa banyak misi yang diemban Cinderella. Ia berperan penting dalam kejatuhan Sang Penguasa lalim, ketika Fables daratan Eropa dan Persia menyerang masif. Cindy juga yang mampu mengawal Pinokio keluar dari jeratan para pembunuh bayaran, ketika ia hendak memberi kesaksian bahwa ayahnya Geppetto aktor intelektual dibalik Sang Penguasa. Mark Buckingham, ilustrator favorit Willingham, mampu menyuguhkan gambar demi gambar nan mencekam ketika pembaca berdebar menyaksikan Cindy mengorbankan segalanya demi suksesnya misi rahasia.


Kini setelah tujuh tahun, dan juga berkat permintaan pembaca setia, Cindy tampil solo. Hanya miniseri enam nomor memang, tapi ini sudah permulaan yang sangat baik. Pembaca bisa eksplorasi lebih jauh dan berbagai misteri masa lalu Cinderella mulai terungkap sebagian. Willingham memercayakan Chris Roberson untuk menulis kisah pendek Cindy, dan Shawn McManus sebagai ilustrator. Hasilnya? Berbagai pujian hadir dalam blog pribadi Willingham dan forum diskusi Fables. Ia tetap tampil blondie, modis dan casual mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Aneka perancang dunia melekat di tubuhnya, dan sejak insiden sepatu kaca Cindy tetap mencintai aksesoris tersebut hingga hari ini. Ia bahkan punya sebuah toko sepatu yang menjadi kedok bisnis.


Roberson menampilkan Cinderella yang tetap cantik dan menawan, penuh selera humor, cerdas, dan taktis. Buku pertama dari From Fabletown With Love belum banyak mengeksplorasi karakternya. Dalam serial Fables, ia dengan rok pendek duduk di hadapan todongan pistol. Seseorang menjaganya. Berbeda dengan kebanyakan wanita, Cindy tak menggunakan kecantikannya untuk bebas. Perlahan ia melepas sebuah sepatu pantoufle kulitnya. Dengan sekali ayun, sepatu melayang dari kaki kanannya dan menghantam wajah sang penjaga. Ia belum sepenuhnya pulih, ketika Cindy bangkit menghantam dan mematahkan lehernya. “I’ve devoted at least three human lifetimes to learning every possibile way to disable, maim or kill a man,”ucapnya dalam narasi.



Cindy menunjukkan kedigdayaannya lagi ketika ia dan Pinokio disergap pasangan suami-istri anak buah Gepetto. Mereka tak menyangka akan berhadapan dengan Cindy, yang terluka parah saat supir taksinya ditembak mati dan taksi terguling,”That’s Cinderella. I recognize her from our surveillance photos. She’s supposed to be deadly.” Buckingham menghabiskan 4 halaman penuh saat Cindy yang masih sempoyongan dan satu tangan terluka tembak berjibaku habis-habisan dengan dua lawan tangguh jago bela diri dan pistol di tangan.



Roberson, pernah empat kali finalis World Fantasy Awards, belum menampilkan sisi karakter Cindy yang keras dalam From Fabletown With Love. Namun masih ada lima nomor mendatang, jadi kita lihat saja nanti. Kabar burung mengatakan Cindy akan berhadapan dengan seorang tokoh dongeng yang kini juga seorang mata-mata. Ia yang dahulu memiliki sebuah lampu ajaib. Buku pertama sudah jelas Roberson terinspirasi gaya film James Bond, karakter komik Modesty Blaise, serta Diana Rigg dalam seri televisi The Avengers.


Tentu saja reinterpretasi Willingham dan Roberson belum waktunya diperkenalkan kepada putri-putri Anda. Bisa jatuh pingsan mereka nanti. Biarkan citra Si Upik Abu, yang kehilangan sepatu kacanya, tetap melekat di ingatan mereka. Si Upik Abu sang mata-mata biarlah menjadi konsumsi kita orang dewasa.

Stasiun televisi ABC Amerika sedang menyiapkan adaptasi serial Fables dalam waktu dekat. Tak lama lagi Cinderella akan menyapa penggemarnya. Bersiaplah Putri Sepatu Kaca hadir dengan kepribadian baru yang tak Anda duga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR SEJARAH PERANG DUNIA II MELALUI KOMIK

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA