FOREVER


Salah satu film yang saya saksikan pada Jakarta International Film Festival (Jiffest) 2010 adalah Forever, karya sutradara wanita asal Singapore, Wee Li Lin. Tanpa punya gambaran sama sekali tentang perjalanan karirnya, saya hanya bisa menduga-duga dari potongan sinopsis di buku program Jiffest 2010. Salah satu alasan saya tertarik adalah Jiffest 2010 merupakan pemutaran perdana Forever di seluruh dunia, bersamaan dengan Cairo Film Festival. Bahkan Singapore saja belum diputar. Respon penonton juga menjanjikan. Terbukti dari penuhnya kursi penonton hingga baris paling depan. Dimana saya berada? Baris nomor 3 dari belakang dan di tengah! Maklum beli tiket sudah jauh-jauh hari. Pemutaran yang hanya satu kali itu juga dihadiri oleh Wee Li Lin sendiri.

Forever berkisah tentang Joey, seorang sutradara wanita pembuat video resepsi pernikahan yang menjadi sutradara sekaligus aktris sebuah video kampanye pernikahan. Video tsb merupakan bagian dari serangkaian kampanye Wedding Education Department (WED), organisasi di bawah Pemerintah Singapore, yang prihatin dengan rendahnya tingkat pernikahan warga Singapore. Tentu saja selain video masih banyak media kampanye lainnya.

Joey (yang diperankan secara luar biasa oleh Joanna Dong) sangat terkesan dengan hasil video buatannya sendiri (yang memang sangat indah) dan jatuh cinta dengan pasangannya di video, Gin (juga diperankan secara luar biasa oleh aktor Taiwan, Morning Mo). Joey terobsesi dengan Gin, sering menkhayal, dan menghiasi kamarnya dan ruang kerjanya dengan foto Gin. Kepada semua orang pun ia mengaku telah bertunangan dengan Gin. Padahal sang aktor sudah bertunangan dengan Cecillia, dan berencana untuk menikah dalam waktu dekat.

Joey kerap menunjukkan perhatiannya kepada Gin, yang bekerja sebagai guru musik ensembel di sebuah sekolah menengah. Ia selalu datang ke pementasan murid-murid Gin, memberinya hadiah mungil, dan lain sebagainya, termasuk mengunjunginya ke ruang kerja. Ia menukar foto Gin dan Cecillia dengan foto dirinya. Joey pun mulai menguntiti Gin dan Cecillia kemanapun mereka pergi. Terkadang teror telepon mengucapkan pujian cinta sambil menyamarkan suara.

Ketika Gin berusaha terus menghindar, Joey semakin agresif menunjukkan obsesinya. Malam-malam ia bernyanyi di halaman rumah Gin, mengirim kue tart, menyabotase pesanan makan malam Gin dan Cecilla, memutar CD album Gin yang belum dirilis di seantero restoran, dll. Gin semakin ketakutan, sementara Joey semakin agresif.

Bagaimana akhir film Forever? Sayang untuk menuliskannya disini, karena akan lebih menyenangkan menontonnya sendiri. Sungguh sayang Jiffest hanya memutarnya satu kali, dan belum ada kabar tentang penayangan secara terbuka untuk umum.

Wee Li Lin mengemas Forever dengan sangat apik dan tutur cerita yang sangat enak diikuti. Sinematografi pun nyaris sempurna. Akting Morning Mo dan Joanna Dong luar biasa. Joanna mampu memerankan sebuah tokoh yang terobsesi, posesif, namun membuat penonton bersimpati padanya. Tokoh Joey mengekspresikan hasratnya dengan cara-cara yang kocak dan romantis. Berbeda dengan karakter yang dimainkan Glenn Close pada film Fatal Attraction.

Morning Mo (nama asli Mandarinnya, Mo Tzu Yi) sendiri juga sangat sempurna berperan sebagai seorang pemuda yang kesulitan untuk menyingkirkan sahabatnya, karena pada dasarnya ia orang baik. Gin tak bisa berbuat kasar kepada Joey, namun tak dapat menerima cintanya karena ia mencintai Cecilla. Morning tidak mengumbar wajahnya, terlihat sebagai pemuda pemalu, dan ragu akan cinta karena selalu gagal.

Forever disajikan dengan bahasa Mandarin, dan Wee Li Lin menjelaskan bahwa ia ingin meraih pasar yang lebih luas di Singapore. Disana mereka kurang tertarik dengan film lokal berbahasa Inggris. Tokoh Joey terinsipirasi dari tokoh nyata yang dikenal Wee Li Lin, dan kebetulan adalah mantan klien dan juga bekerja di lembaga Pemerintah serupa. Bedanya tokoh aslinya melakukan penguntitan secara mengerikan dan menakutkan. Saya tidak ingat apakah tokoh aslinya juga sempat menjalani perawatan jiwa di klinik, sebagaimana tokoh Joey.

Adegan penutup Forever sangat mengharukan, meski open-ending dan pilihan diserahkan kepada penonton. Jika kelak Anda berkunjung ke Singapore, segeralah nonton film Forever. Atau....tunggu saja rilis DVDnya. Saya pasti akan beli.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR SEJARAH PERANG DUNIA II MELALUI KOMIK

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA