JAMAAH THE DEATHLY HALLOWS PART 2

Terus terang saja, saya salah satu korban dihentikannya peredaran film impor Hollywood ke Indonesia sejak Februari 2011. Kasus tunggakan pajak dan denda dari para importir film membuat semua pecinta film di Indonesia kelimpungan. Satu per satu film box office terlewatkan. Saya sesungguhnya dapat mengabaikan semua itu, hingga menyadari film Harry Potter: The Deathly Hallows part 2 termasuk yang batal ditayangkan. Film-film box office lainnya dapat saya lewatkan. Namun Harry Potter? Ini adalah episode terakhir! Bagaimana mungkin saya melewatkannya?

Di bulan April 2011 saya sekeluarga berpikir keras apakah harus menontonnya di negeri lain. Apakah kami punya cukup uang, tentu saja itu pertanyaan mendasar. Hitung punya hitung, kami memutuskan untuk berangkat. Mulailah kami mencari informasi jadwal pemutaran di Singapore. Segera setelah didapatkan, langsung kami membeli tiket penerbangan.

Masalah berikutnya pada tempat penginapan. Sahabat saya, Didik Rahmadi, berencana untuk pindah kerja kembali ke Jakarta mulai awal Juli 2011. Waduh! Akan tinggal dimana kami? Padahal selama ini apartemen Didik biasa menjadi tempat mangkal kami sekeluarga. Beberapa sahabat lainnya umumnya tidak tinggal sendiri dan berbagi ruang dengan orang lain. Hingga akhirnya sahabat lainnya, Arief Darmawan, menawarkan tempatnya. Kebetulan apartemen tsb baru diperoleh dan keluarganya akan bergabung kira-kira dua minggu sebelum kami tiba. Saya harus berterima kasih kepada kawan ini, karena saya sudah mulai membidik beberapa hostel dan apartemen yang disewakan.

Bagaimana dengan tiket bioskop? Tiket bioskop baru bisa dibeli seminggu sebelum pemutaran (pertengahan Juli 2011). Sementara itu yang kami lakukan adalah mencari informasi lokasi bioskop, harga tiket, teknis pembelian secara online, dll. Beruntung seorang teman, Silvia Wong, memberi beberapa info berharga. Silvia Wong adalah produser film Forever, yang menjadi teman baik setelah saya menulis ulasan film Forever usai diputar di Jiffest 2010. Saya akan menulis secara terpisah tentang acara peluncuran DVD Forever special edition, atas undangan Silvia, bertepatan dengan wisata film HP7p2

Ada yang menarik seputar info pembelian tiket. Umumnya bioskop di Singapore menerapkan peraturan yang sama:
1. Pembelian online bisa menggunakan kartu kredit
2. Harga tiket tergantung beberapa faktor:
a. Hari Senin-Kamis, Jum’at, dan Sabtu-Minggu harga tiketnya berbeda
b. Film box office atau bukan
c. Jam pemutaran sebelum pk 17:00 dan setelah pk 17:00
3. Umumnya semua film menyediakan terjemahan/ subtitles hanya bahasa Mandarin.

Singkat cerita tibalah hari pemutaran yang ditunggu-tunggu. Beruntung keputusan membeli secara online adalah yang paling tepat, karena hanya beberapa hari setelah pembelian dibuka seluruh tiket pada hari/ jam pertunjukan sudah ludes. Kami menonton di bioskop Cathay Cineleisure Sommerset. Tidak jauh dari MRT Sommerset. Ruangan bioskop termasuk menyenangkan. Ada toilet di dalam studio, sehingga penonton tidak perlu keluar studio di tengah-tengah pertunjukan. Penonton asal Indonesia lumayan banyak, walau ngga banyak-banyak amat. Mungkin mereka nonton di hari Sabtu atau Minggu, atau di bioskop lain.

Butuh waktu dan energi untuk bisa mendengarkan dialog film HP7p2 seutuhnya, karena tidak ada terjemahan Bahasa Indonesia untuk diandalkan. Rada-rada missed di beberapa dialog. Serasa nonton film-film Jiffest yang tanpa teks. Pada akhir film, nyaris semua penonton bertepuk tangan, merayakan akhir penantian selama satu dekade sejak HP episode pertama.

Berakhir sudah penantian panjang satu dekade. Dan inilah pengalaman pertama saya sekeluarga menonton film di negeri orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR SEJARAH PERANG DUNIA II MELALUI KOMIK

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA