ERLANGEN COMIC SALON: PART 2


Senin, 4 Juni 2012 dimulai dengan sarapan pagi bersama di hotel. Menyenangkan sekali rasanya suasana pagi yang sejuk, ditemani dengan secangkir kopi panas dan sarapan khas Eropa: roti, mentega, selai coklat, dan selai buah, serta jus jeruk. Di sela-sela sarapan kami merencanakan kegiatan hari itu, yaitu mengurus administrasi ECS ke kantor Walikota bidang Kebudayaan, melihat persiapan pameran di gedung Siemens AG, serta orientasi kota. Usai sarapan sembari bersiap, saya menyempatkan diri memotret suasana sekitar hotel.

Kami semua menumpangi bus kota menuju pusat kota Erlangen yang berjarak 5km, dengan jarak tempuh sekitar 15 menit. Pemberhentian utama bus adalah Erlangen Bahnhof, alias stasiun kereta api. Suasana sekitar stasiun kereta api dan halte bus, termasuk ramai pagi hari itu. Maklumlah, banyak orang mulai beraktivitas di hari Senin ini. Kami menyusuri jalan menuju jalan Gebbertstraße, kantor dimana Christine Auernheimer berada. Perempuan ini, yang belakangan saya ketahui masih muda dan enerjik, dan sebelumnya saya kira separuh baya, adalah contact person kami untuk segala macam keperluan pameran. Berhubung Christine minta beberapa orang saja yang hadir, maka hanya
Devi dan saya yang menemuinya. Rekan-rekan lainnya, bersama Axel, berkeliling seputar Bahnhof.

Cukup jauh lokasi kantor Christine, namun syukurlah umumnya kondisi jalan dan trotoir di seantero Erlangen terawat dengan sangat baik. Tersedia lahan lebar untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda. Pepohonan tidaklah banyak, meski ada taman-taman mungil dengan pohon rimbun. Permukaan geografis Erlangen pun terhitung rata dan landai. Tidak banyak tanjakan dan turunan. Tanpa terasa, kami pun tiba di kantor Christine. Bangunannya dari luar tampak tak meyakinkan. Lebih mirip gudang, malah. Tapi suasana di dalamnya sangat artistik, dan berisi kantor-kantor Dinas Walikota. Di lantai 2, itulah ruangan yang sedang sibuk dengan persiapan Erlangen Comic Salon. Tampak orang hilir-mudik, display-display panel yang sedang disiapkan, poster-poster, brosur dan majalah gratis, dan entah apa lagi produk desain grafis di lantai ini.

Setelah bertemu Christine, kami diantar bertemu para personilnya untuk membicarakan materi pameran (yang ternyata sudah selesai dipasang di gedung Siemens AG) dan materi gambar asli milik Ariela. Setelah mendiskusikan bagaimana sebaiknya sekitar 24 gambar Ariela dipasang, akhirnya saya pun menyusun ke-24 gambar tsb dengan bantuan David, staf dari Christine.

Kembali ke ruangan Christine, kami pun memeriksa tumpukan brosur pameran yang dirancang oleh Uwi Mathovani. Inilah pertama kalinya kami melihat, karena seluruh brosur dicetak di Erlangen. Uwi hanya merancangnya secara digital. Ada 2.500 eksemplar yang terbagi dalam tiga kardus. Sebanyak 300 buah sudah diambil oleh Christine untuk keperluan press release, nantinya 500 buah akan kami bawa pulang ke Jakarta, dan sisanya disebar ke seluruh lokasi ECS. Saya ambil satu buah sebagai contoh kepada teman-teman, dan nantinya seluruh 3 kardus akan dikirim ke hotel Rangau.

Devi dan saya kembali berkumpul bersama rekan-rekan di pusat kota. Setelah makan siang berupa makanan Turki (yang porsinya banyak banget), kami ke kantor Deutsch Bahn (perusahaan kereta api) untuk membeli tiket bus berlangganan. Jauh lebih murah dibanding beli tiket satuan setiap hari. Devi juga membeli tiket kepulangan kami tgl 11 Juni dari Erlangen ke Frankfurt. Saya sendiri menanyakan informasi perihal perjalanan dari Frankfurt ke Brussels, Belgia. Seusai Erlangen saya berencana untuk berjalan-jalan ke Brussels, sedangkan teman-teman lainnya langsung pulang ke Indonesia.

Petugas yang melayani saya sangatlah ramah, dan beruntung mampu berbahasa Inggris. Kemampuan saya berbahasa Jerman kacau balau, meski memahami beberapa kosakata. Sebelumnya saya ditolak oleh petugas sebelumnya, yang dengan tidak ramah tidak menjelaskan bahwa dia tidak berbahasa Inggris. Hey Frau, it’s not a problem to me if you can’t speak English. But you don’t have to be that upset saying ich kann sprechen Deutsch nicht!

Anyway, wanita petugas yang membantu saya menjelaskan dengan sangat jelas. Bahkan menginformasikan potongan harga, dengan syarat tertentu. Lumayan, karena saya bisa menghemat Euro 20 jika mengambil syarat tsb. Beliau hanya mencetak iterinary jadwal, karena saya tidak membawa cukup uang.

Siang itu kami semua kembali ke hotel, karena ada beberapa dokumen yang harus diambil. Sesampainya di hotel, tiga kardus brosur yang luar biasa beratnya itu sudah tiba. Setelah dokumen-dokumen siap, kami kembali lagi ke pusat kota dengan membawa seluruh buku komik yang akan dipamerkan. Kali ini Galang absen dan istirahat di hotel, dan Axel mengantar kami dengan mobil Renault merah yang keren itu.

Sesampainya di gedung Siemens AG, kami langsung menuju aula basement yang menjadi lokasi pameran. Gedungnya termasuk klasik, mungkin karya tahun 1970-an tapi terawat dengan baik. Inilah kantor pusat Siemens, dengan aula basement yang sudah selayaknya ruang galeri. Lay out nya sudah dirancang untuk aneka acara. Bahkan ada pojok coffee shop dan perpustakaan umum. Siemens AG ini menjadi tuan rumah pameran kolektif tiga Goethe Institut: Jakarta, Moskow, dan Kairo. Ketiga Goethe menampilkan karya komiknya masing-masing dan semuanya sudah siap terpajang. Wah ngga main-main rupanya tim Christine. Sempurna! Bahkan display artwork Ariela sudah ada di dinding dengan sempurna.

Namun ada yang kurang, yaitu lemari untuk memajang puluhan komik Indonesia. Syukurlah personil Christine yang lain sudah ditugaskan untuk mendampingi kami, bilamana dibutuhkan. Darinya kami mendapatkan dua buah kabinet panjang dengan kaca tembus pandang. Lebih dari cukup, namun dengan tutup kaca sayangnya semua komik nantinya tidak bisa dibaca-baca oleh pengunjung. Berdua bersama Iman, saya mengatur susunan komik. Tidak semuanya bisa ditampilkan, dan sebagian terpaksa dibungkus kembali. Sementara itu rekan-rekan lainnya berkeliling aula melihat materi pameran Kairo dan Moskow.
Sekitar pk 15:30 kami kembali ke pusat kota dan berjalan-jalan sekitar situ. Mampi juga ke toko Ultra Comix, yang mungkin satu-satunya toko komik di Erlangen dan .....isinya termasuk lengkap. Selain komik juga merchandise yang luar biasa keren. Di sinilah kami mendapatkan banyak brosur dan majalah gratis, termasuk materi promosi ECS. Saya sendiri membeli beberapa figurine Asterix, Tintin & Lucky Luke. Malam itu tidak banyak yang kami lakukan selain persiapan dan pembagian tugas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA

ARSWENDO ATMOWILOTO: SEBUAH MEMOIR