ERLANGEN COMIC SALON: PART 7


Di mana lokasi paling asyik untuk bertemu dan ngobrol dengan para komikus? Jawabannya hanya satu: festival komik. Pada Erlangen Comic Salon (ECS) terdapat jadwal lengkap book-signing session selama 4 hari festival. Saya sudah menyimpannya dalam notes iPhone agar bisa tahu siapa sedang available di mana. Meskipun demikian padatnya acara kami membuat kegiatan berburu tanda tangan tidaklah mudah.

Pada hari pertama, usai diskusi panel Comiconnexions saya hanya sempat berjumpa dengan Rags Morales (USA). Ada dua sesi yang disediakan untuknya dan sesi pertama jangan ditanya betapa panjangnya antrian. Umumnya fans membawa komik Rags atau buku artwork pribadi. Selain meminta tanda tangan, mereka meminta Rags untuk menggambar pada buku artwork tsb. Selain Rags, ada beberapa komikus mangkal di booth penerbit Panini yang selain menerbitkan komik lokal juga menerjemahkan komik-komik DC Comics. Jika memberi tanda tangan dan gambar, umumnya seseorang menghabiskan waktu 5-7 menit.

Saya hanya membawa sebuah komik Rags, Identity Crisis #1, dan berhasil mendapatkan tanda tangannya. Sementara ia menggambar, saya memperkenalkan diri sebagai anggota rombongan Comiconnexions Indonesia. Rags termasuk ramah, mengingat penampilannya yang rada-rada urakan. Ia sangat senang ada fans dari Indonesia, dan saya memberikan sebuah brosur Comiconnexions berisi karya ke-5 komikus dan didesain oleh Uwi Mathovani.

Di hari pertama juga secara kebetulan saya bertemu Ulf K, komikus Jerman yang tergabung dalam proyek The New Culture of German Comics. Sebuah proyek portfolio komik Jerman yang diprakarsai Goethe Institut berisi 13 komikus. Karya-karya ke-13 orang ini dipamerkan keliling dunia di seluruh kantor Goethe Institut, dan rencananya bulan September 2012 akan tiba di Indonesia. Lima komikus kami pilih dari ke-13 orang sebagai bagian dari proyek Comiconnexions. Sengaja buku tsb saya bawa untuk minta tanda tangan, siapa tahu bertemu dengan mereka. Sascha Hommer sudah membubuhkan tanda tangannya saat berkunjung ke Jakarta Nov 2011.

Ulf K adalah seorang pria bertubuh besar dan berwajah ceria. Ia sangat senang bertemu dengan saya, apalagi mengetahui saya dari Indonesia. Ia mengetahui perihal Comiconnexions di gedung Siemens AG dan berjanji akan hadir saat upacara pembukaan hari Jum’at. Ia memberi gambar lucu pada halaman profilnya di buku The New Culture of German Comics. Seperti biasa saya memberikan sebuah buku brosur Comiconnexions.

Di hari kedua, yaitu pembukaan proyek Respekt Goethe Institut Jakarta, Kairo & Moskow, saya mendapatkan tanda tangan Mawil. Ia juga termasuk dalam ke-13 The New Culture of German Comics dan seorang dari 5 komikus yang kami pilih. Mawil hadir bersama Sascha, dan beruntung saya ngga usah repot-repot berburu. Ia juga sebelumnya sudah bertemu Iman cs selama di Hamburg dan Berlin. Selain Mawil dan Sascha, juga hadir Ulf. Jika sehari sebelumnya saya tak sempat berfoto bareng Ulf, kini kesempatan terbaik berfoto dengannya.

Hari ketiga ECS saya bertemu Isabel Kreiss, Flix dan Reinhard Kleist. Saat itu keduanya sedang berada di booth penerbit Carlsen. Ketiga nya juga termasuk dalam The New Culture of German Comics. Dan dari ketiga nya saya hanya membawa dari Jakarta komiknya Reinhard, Havana. Segera saya ikut mengantri dan bercakap-cakap dengannya. Secara personal saya mengagumi komik-komiknya, Havana dan Cash. Namun karena saat itu komik terbarunya, Der Boxer, sudah terbit maka saya membelinya juga. Jadilah ketiga buku tsb termasuk  The New Culture of German Comics saya sodorkan. Secara khusus Reinhard menggambar di buku Der Boxer, lengkap dengan dedikasi kepada saya. Semapt lama saya bercakap-cakap dengannya tentang Comiconnexions dan ia berjanji Sabtu akan hadir ke Siemens AG. Tidak lupa sebuah brosur saya berikan padanya.

Isabel sebenarnya tidak berhasil saya dapatkan saat itu. Rupanya pengantri adalah mereka yang beli bukunya, Haarmann, yang masuk nominasi Max und Moritz-Preis bareng dengan Castro (Reinhard). Namun uang sudah tidak cukup dan terpaksa saya pass. Tanpa disangka, saat sedang berkunjung ke booth penerbit Reprodukt usai keliling pameran 50 Tahun Spiderman, Isabel melengang melewati saya. Segera saya kejar dan sapa. Beruntung ia sangat ramah mau menerima permintaan untuk tanda tangan pada buku The New Culture of German Comics. Ia juga tahu tentang pameran Siemens AG, dan berjanji untuk hadir setelah segala urusan book-signing usai. Isabel juga sudah bertemu Iman cs di studionya di Berlin, yang konon menumpang sebuah pojok ruangan di sebuah gereja.

Bagaimana dengan Flix? Saya menyerah karena antriannya panjaaaaannnng sekali. Rupanya bukunya, Don Quixote, banyak digemari orang. Lagi-lagi saya tidak membelinya karena alasan dana. Namun secara tak sengaja, saat saya sedang bercakap-cakap di sebuah lorong bersama Mawil dan Sascha, Flix datang bergabung dan dia dengan senang hati mau menandatangani buku The New Culture of German Comics. Komik strip Flix, Schone Tochter, masuk nominasi Max un Moritz Preis. Dengan coretan Flix, selesailah sudah perburuan The New Culture of German Comics karena komikus-komikus lainnya tidak hadir di ECS 2012.

Pada hari terakhir ECS saya mendapatkan tanda tangan Cyril Pedrosa. Komikus asal Perancis ini populer dengan komiknya, Tiga Bayangan, yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Awalnya saya sempat kecewa karena tidak tahu akan kehadirannya. Jika saja tahu, sudah pasti saya bawa komik Tiga Bayangan. Jadwal book signing buku terbarunya, Portugal, pun terlewatkan karena kesibukan. Namun pucuk dicinta ulam tiba. Saat saya sedang melewati booth Reprodukt, tampak seorang komikus dengan bersiap meninggalkan mejanya. Dari nama pada meja tampak: Cyril Pedrosa. Wow!

Cyril rupanya sedang break bentar, sambil merokok dan minum kopi. Sementara ia sedang rehat, buru-buru saya beli Portugal (yang harganya luar biasa mahal, tapi isinya keren banget). Segera Cyril saya hampiri di balkon ECS yang memang diperuntukkan bagi mereka yang mau makan, merokok, atau ngopi. Saya menegurnya dan ikut duduk lesehan di rumput balkon. Kami ngobrol dan ia banyak bertanya tentang Comiconnexions Indonesia. Seperti biasa saya promosikan pameran Siemens AG dan ia berjanji hari Minggu akan kesana karena hingga Sabtu dia padat. Jarang-jarang bisa ngobrol dengan seorang artis seperti Cyril, ngopi dan ngrokok bareng, dan dapat tanda tangannya!

Ada beberapa komikus terdaftar hadir di ECS, namun urung tampil seperti David B dan Joe Madureira. Padahal saya sudah membawa komik-komiknya untuk ditandatangani. Tidak terlalu banyak komikus yang berhasil saya dapatkan, mengingat banyaknya mereka yang membuka book-signing session. Tapi dari apa yang saya berhasil dapat, kini saya bisa tidur nyenyak=).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR SEJARAH PERANG DUNIA II MELALUI KOMIK

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA