INI KISAH TIGA DARA: BISAKAH CINTA MENEMUKAN JALAN?

Lima tahun berlalu sejak Nia Dinata menyutradarai Arisan!2, dan kini ia hadir dengan film terbarunya, Ini Kisah Tiga Dara (IKTD). 

Sebuah film yang terinspirasi dari film drama musikal legendaris Tiga Dara (1956) yang Nia adaptasi dan interpretasikan ke dalam Indonesia abad ke-21. IKTD tetap mengambil garis besar cerita dalam Tiga Dara: tiga perempuan bersaudara, dan seorang nenek yang risau dengan cucu sulung yang tak kunjung menikah.

Shanty Paredes berperan sebagai Gendhis, putri sulung. Tara Basro sebagai Ella, putri kedua, dan pendatang baru, Tatyana Akman sebagai Bebe, putri bungsu. Mereka bertiga menjalankan peran yang dulu dilakonkan secara menawan oleh trio Chitra Dewi-Mieke Wijaya-Indriati Iskak. Karakternya pun serupa: Gendhis yang introvert dan dingin asmara, Ella yang genit dan kompetitif terhadap kakaknya, serta Bebe yang lincah dan riang menikmati hidup.

Alkisah sepeninggal ibu, ketiga dara diboyong ayah (Ray Sahetapy) ke Maumere, mengelola aneka bisnis. Setelah tumbuh besar ketiganya membantu bisnis terbaru sang ayah, sebuah boutique hotel di Maumere. Gendhis berperan sebagai chef, Ella menjadi public relations dan manager, serta Bebe yang sibuk sana-sini dan membantu pendidikan masyarakat lokal secara gratis. Profesi dan kegiatan ketiga dara ini yang membedakan dengan film Tiga Dara. "Saya ingin eksplorasi latar belakang ketiganya, yang tak banyak disebutkan dalam film Tiga Dara. Latar belakang mereka kini dibuat lebih relevan dengan masa kini," ungkap Nia Dinata.

Kesibukan ketiga dara membuat sang nenek, Oma (Titiek Puspa) gundah gulana dan memutuskan bergabung dengan mereka di Maumere. Rumah di Jakarta dan seisinya dijual. Sama halnya dengan Fifi Young, pemeran nenek dalam Tiga Dara, Oma tak henti-hentinya berusaha mencarikan jodoh. Satu hal yang sangat membedakannya dengan Fifi Young, Titiek Puspa ikut bernyanyi dan menari. Shanty menceritakan betapa kharismatik Titiek Puspa setiap kali pengambilan adegan. "Eyang Titiek sudah dandan lengkap jam 1 pagi, sementara kami masih kucek-kucek mata untuk pengambilan gambar di pantai jam 4 pagi", ucap Shanty di tengah konferensi pers dan pemutaran untuk pers.

Titiek Puspa juga yang memberikan kemeriahan, terutama dengan spontanitas pada pengambilan gambar. Semua spontanitas itu terasa pas dengan jalinan cerita. Kemampuannya bernyanyi dan akting sudah jelas mencuri perhatian, yang sudah terasah selama lebih dari 50 tahun.

Sepanjang film chemistry ketiga dara, beserta Oma, terlihat sangat baik. Mereka berempat bekerja keras mengikuti koreografi dan ikut berlantun. Padahal di antara mereka hanya Titiek Puspa dan Shanty yang berpengalaman sebagai penyanyi. Usaha gigih Tara dan Taty patut diacungi jempol. Tentu saja belum sesempurna Shanty, namun sudah maksimal. Keindahan koreografi terlihat sejak menit-menit pertama pada adegan di taman kota, serta di tengah Pasar Geliting, Maumere.

Bagi Shanty sendiri, bermain dalam sebuah film musikal sudah menjadi impiannya bertahun-tahun. Ajakan Nia Dinata inilah yang mampu membuat Shanty bulat tekad untuk bisa meninggalkan sementara waktu keluarganya di Hong Kong. Pengorbanannya tak sia-sia. Apalagi Shanty mendapatkan banyak porsi gambar solo, terutama saat menyanyikan Anak Dara. Pemandangan perbukitan dan laut Maumere menambah kharisma Shanty sebagai seorang performer. Lirik Anak Dara sungguh melukiskan kegalauannya dituntut segera menikah. Di antara ketiga dara, Shanty juga yang 'tongkrongan'nya setiap koreografi paling meyakinkan.



Sama halnya seperti film-film musikal seperti Singin' In The Rain, Grease, hingga Petualangan Sherina dan High School Musical, tak mungkin IKTD bisa sukses tanpa musik yang kuat. Saiful Bahri melakukannya dengan sempurna pada film Tiga Dara, melalui alunan musik swing diiringi big band. Dalam IKTD, kedua komposer yaitu Aghi Narottama dan Bemby Gusti menghadirkan komposisi musik yang luar biasa sempurna. "Kami memang pengagum berat Saiful Bahri," jelas keduanya menceritakan ilustrasi musik IKTD. 

Aghi dan Bemby mampu menangkap semangat romantisme yang menjadi ciri khas Saiful Bahri. Aransemen musikpun sama-sama kaya dan match dengan jalinan cerita. Bahkan aransemen string dan horn pun terdengar sangat bergaya-Bahri. Tak ada yang berlebihan dan tepat penempatannya sesuai adegan. Lirik setiap lagu menyatu dengan cerita dan setiap adegan. "Nia yang menuliskan liriknya, dan kami menulis lagunya setelah membaca naskah. Setelah lagu-lagu jadi barulah kami menulis musik score lainnya," Aghi berkisah. 

Bemby pun menambahkan,"Eyang Titiek luar biasa! Ada satu lagu yang sedianya untuk orang lain, tapi kami berikan padanya karena setelah dicoba hasilnya luar biasa. Eyang Titiek juga 3x take vokal. Biasanya seorang penyanyi agak fals pada sebuah take. Tapi Eyang Titiek sempurna sama persis pada semua 3 take itu. Nggada bedanya." Aghi dan Bemby sudah sering membuat ilustrasi musik score bersama, termasuk film Berbagi Suami (2005) yang juga disutradarai Nia Dinata.

Porsi bernyanyi ketiga aktor tampak pada Reuben Elishama, seperti lagu Semesta Punya Cara. Ketiga pria ini berakting dengan baik, terutama Rio Dewanto dan Reuben. Rio menyumbangkan suaranya pada Leave The Past Behind, sebuah lagu rock alternatif yang mengingatkan saya pada Lain, band rock dulu Aghi dan Bemby bermain awal tahun 2000.



Maumere tidak ditampilkan sebatas lokasi setting. Maumere juga dihadirkan dalam keindahan kain tenun, dekorasi interior, arsitektur bangunan, hingga kegiatan masyarakat sehari-hari. Dikisahkan pula bagaimana ketiga dara akrab dengan masyarakat Maumere. Dijamin banyak penonton ingin berwisata ke sana setelah menonton.

Film IKTD diberikan kategori rating 21 tahun oleh Lembaga Sensor Film. Menurut saya beberapa adegan yang dimaksud tidak sepenuhnya berkaitan erat dengan jalinan cerita utama. Bisa saja kadarnya diturunkan, terutama beberapa adegan yang dimainkan oleh Tatyana dan Richard Kyle. Bila beberapa adegan itu disunting, sangat mungkin rating IKTD bisa menjadi 17+. Kategori ini yang paling membedakan dengan film Tiga Dara, yang secara umum dapat dinikmati penonton remaja.

Film Ini Kisah Tiga Dara akan ditayangkan untuk publik mulai 1 September 2016. Soundtrack lagu-lagunya sudah tersedia dalam format CD dan digital yang bisa dibeli secara unduh.

Selamat menonton dan mari ikut berdendang!


Surjorimba Suroto
20 Agustus 2016

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR SEJARAH PERANG DUNIA II MELALUI KOMIK

GINA: KETIKA KOMIKUS TURUN GUNUNG

USAI BAHARATAYUDHA