MAGELLAN (2025)
Film tentang ekspedisi asal Portugal, Ferdinand Magellan (1480-1521), merupakan official entry Filipina untuk Academy Awards 2026, kategori Best International Feature Film (kalau dulu Best Foreign Movie). Dalam kategori ini ia bersaing dgn banyak film lain. Salah satunya Sore: Istri Dari Masa Depan (Indonesia).
Magellan disutradarai & ditulis naskahnya oleh Lav Diaz, seorang sineas Filipana senior yg sangat ngetop di negerinya. Ferdinand Magellan wafat di Pulau Cebu (Filipina) di tahun 1521 dalam Perang Mactan saat penduduk asli melawan pasukan ekspedisi Magellan. Hanya 18 serdadu yg berhasil selamat dan kembali ke negerinya.
Dalam catatan sejarah diketahui Magellan menjadi bagian dari pasukan Portugis yg menjajah Malaka di tahun 1511. Ia menjadi bagian Dari kepemimpinan Afonso de Albuquerque.
Setelah ia kembali ke Lisbon & berkeluarga, Magellan mengajukan proposal ekspedisi jalur rempah2 kepada Raja Manuel I. Ekspedisi dgn tujuan ke Goa & Ternate untuk menguasai pasar rempah2 ditolak Manuel I. Magellan pun mengajukan kpd Raja Charles I (Spanyol) & diterima. Magelan berangkat bersama 270 awak kapal, menuju Samudera Atlantik & Pasifik. Menyusuri sisi Timur benua Amerika Selatan (Brasil & Patagonia) hingga ujung Argentina dan langsung menyeberangi Samudera Pasifik (seriously: literally nyebrang). Melewati kampungnya Moana, cottage di Bora-Bora, teruuuussss….. hingga sampai di Pulau Cebu (Filipina). Selama pelayaran sama sekali ngga mampir. Entah itu New Zealand, Australia, Papua…. Apalagi Jepang & Korea…. bablas kabeh.
Karena ekspedisi inilah Magellan jadi dikenal. Ekspedisinya membuktikan bumi itu bulat bundar. Selain rute Eropa-Afrika-Asia lewat Samudera Atlantik & Samudera Hindia (serta Laut China Selatan), ternyata Asia juga bisa dijangkau lewat Samudera Atlantik & Samudera Pasifik. Saat itu rute ini uncharted teritori. Belum pernah ada orang nekad lewat sini.
Nah sekarang kita bahas film karya Lav Diaz ini.
Film dibuka dgn adegan sekelompok penduduk primitif beraktivitas di hutan & sungai. Saking primitifnya, tanpa pakaian sehelaipun. Hanya tato sekujur tubuh & asesoris yg melekat. Mereka menyaksikan ada ‘makhluk berkulit putih’ menghampiri.
Adegan berpindah ke pemandangan pecahan kapal sisa perang di lepas pantai. Banyak mayat bergelimpangan, namun ada satu manusia yg masih hidup. Ferdinand Magellan. Ia ditolong rekannya. Di layar tertulis 1511, Malacca.
Adegan berpindah pada banyaknya mayat penduduk asli & tentara Portugis. Tidak jelas apa konteksnya hingga didapati seorang tua nan lusuh menyemangati rekan2nya sesama tentara Portugis. Ia memberi semangat bhw mereka telah menunaikan perjuangan yg dititipkan raja untuk menaklukkan Malaka. Kini mereka sejajar dgn Inggris, Prancis, Ottoman, Spanyol, Persia, Venesia & Madinah. Entah kenapa Madinah, dan juga Mekkah, disebut. Padahal di abad ke-16, geopolitik Madinah & Mekkah tidaklah kuat. Baru di dialog terakhir diketahui orang inilah Albuquerque, kelak gubernur Portugis.
Wajar jika penonton bingung dia siapa karena semua karakter dipanggil dgn nama depan. Siapa yg ingat nama depan dia Afonso? Lebih parah lagi: siapa penonton yg ingat nama depan Magellan adalah Ferdinand? Saya sampai harus bertanya kpd rekan di sebelah: nama depan Magellan siapa? Barulah saya tahu yg mana Magellan itu. Mbok ya script bikin para karakter manggil pakai nama surname…. Mana penonton kayak saya tahu nama depan semua tokoh. Lha judul filmnya saja Magellan adalah nama surname.
Lumayan lama adegan & dialog ke mana2 di atas itu. Hingga tiba2 berpindah ke Lisbon, 1513. Di sinilah kamera baru close-up wajah Magellan. Selama 20 menitan pertama film tak ada close up wajah Magellan. Semuanya long shot. Pada periode ini proposal Magellan ditolak Raja Manuel I & kemudian diterima Raja Charles I.
Dalam film tampak Magellan berlayar dgn 3 kapal. Bagi yg tidak paham peta dunia, sulit membayangkan rute pelayaran Magellan. Tidak ada visualisasi dari sutradara sekadar membantu pemahaman penonton. Akibatnya penonton awam geografi sulit membayangkan betapa jauh dan mustahilnya rute ekspedisi via Samudera Atlantik & Samudera Pasifik ini. Tidak dijelaskan juga berapa lama mereka berlayar. Padahal berdasarkan catatan, ekspedisi ini menghabiskan 17 bulan. Penyeberangan Samudera Pasifik-nya sendiri berlangsung Nov 1520 hingga Maret 1521.
Dalam catatan sejarah diketahui selama itu awak kapal kelaparan & kedinginan, moral jatuh karena terlalu lama di lautan, makan tikus dan perabotan kulit, dll. Semua itu tak digambarkan dalam film kecuali hubungan seks antar pelaut (keduanya kelak dihukum mati) dan upaya pemberontakan (mereka dibunuh atau ditinggalkan dalam pulau tak berpenghuni). Sangat disayangkan drama horor ini tak divisualisasi lebih jauh.
Sesampainya di Pulau Cebu dgn penduduknya yg primitif, Magellan berusaha menarik hati mereka dgn cara menyembuhkan penyakit yg melanda anak2 & remaja. Film tidak terlalu jelas menggambarkan apa upaya penyembuhan dikarenakan Magellan bukanlah dokter. Persediaan kapalnya pun minim makanan sehat, apalagi obat2an. Namun upaya tsb berhasil dan berlanjut dgn upaya membuat penduduk memeluk agama Kristiani.
Tindakan Magellan yg terburu2 ini kelak backfire. Ditambah lagi ia memaksa semua patung berhala dimusnahkan. Terjadilah pemberontakan dan Magellan terbunuh.
Harus saya katakan bhw saya kecewa dgn film ini. Sama sekali tidak memenuhi ekspektasi saya ttg sebuah film dgn narasi yg konstruktif & jelas. Selama 20 menit pertama penuh pertanyaan karena minim info di layar film. Sepanjang waktu tersisa pun banyak informasi atau background yg tak terjelaskan.
Ngga percaya bhw inilah film pilihan Filipina untuk Academy Awards 2026.

Komentar
Posting Komentar